Artikel ini sudah sering diposting
dipelbagai situs/fordis/dan blog.
Namun saya cantumkan copypaste ini
hanya sebagai sharing buat teman2
semua. Agar kita dapat mengambil
manfaat dari artikel sederhana ini.
Suatu waktu aku menuggu bis di
sebuah halte untuk berangkat ke
kantor.
Sebuah bis datang, dan aku bilang,
“Wah…terlalu sumpek dan panas,
nggak bisa duduk nyaman nih! aku
tunggu bis berikutnya saja”
Kemudian, bis berikutnya datang. Aku
melihatnya dan berkata, “Aduh
bisnya kurang asik nih dan kok gak
cakep begini… nggak mau ah..”
Bis selanjutnya datang, cool dan aku
berminat, tapi dia seakan-akan
tidak melihatku dan melewatiku begitu
saja.
Bis keempat berhenti di depan aku.
Bis itu kosong, cukup bagus, tapi
aku bilang, “Nggak ada AC nih, gua
bisa kepanasan”. Maka aku
membiarkan bis keempat pergi..
Waktu terus berlalu, aku mulai sadar
bahwa aku bisa terlambat pergi ke
kantor.
Ketika bis kelima datang, aku sudah
tak sabar, aku langsung melompat
masuk ke dalamnya. Setelah beberapa
lama, aku akhirnya sadar kalau
aku salah menaiki bis.
Bis tersebut jurusannya bukan yang
aku tuju!
Dan aku baru sadar telah menyiakan
waktuku sekian lama..
Moral dari cerita ini, sering kali
seseorang menunggu orang yang
benar-benar ‘ideal’ untuk menjadi
pasangan hidupnya. Padahal tidak ada
orang yang 100% memenuhi
keidealan kita.
Dan aku pun sekali-kali tidak akan
pernah bisa menjadi 100% sesuai
keinginan dia.
Tidak ada salahnya memiliki
persyaratan untuk ‘calon’, tapi tidak
ada
salahnya juga memberi kesempatan
kepada yang berhenti di depan kita.
Tentunya dengan jurusan yang sama
seperti yang kita tuju.
Apabila ternyata memang tidak cocok,
apa boleh buat.. tapi aku masih
bisa berteriak ‘Kiri !’ dan keluar dengan
sopan.
Maka memberi kesempatan pada
yang berhenti di depanku, semuanya
bergantung pada keputusanku.
Daripada kita harus jalan kaki sendiri
menuju kantorku, dalam arti
menjalani hidup ini tanpa kehadiran
orang yang dikasihi.
Cerita ini juga berarti, kalau aku benar-
benar menemukan bis yang
kosong, aku sukai dan bisa aku
percayai, dan tentunya sejurusan
dengan
tujuanku, aku dapat berusaha
sebisaku untuk menghentikan bis
tersebut
di depanku.
Untuk dia memberi kesempatan aku
masuk ke dalamnya.
Karena menemukan yang seperti itu
adalah suatu berkah yang sangat
berharga dan sangat berarti.
Bagiku sendiri, dan bagi dia.
Bis seperti apa yang aku tunggu?
Jumat, 23 Maret 2012
Cinta seperti menunggu datangnya bis
Published with Blogger-droid v2.0.4
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar